Powered By Blogger

Minggu, 07 Agustus 2011

Humor Rohani

DASAR ANAK-ANAK (1)               
Suatu sore seorang pendeta sedang berjalan-jalan menyusuri kota kecil ketika sekonyong-konyong dia melihat seorang bocah lelaki sedang berusaha memencet bel pintu sebuah rumah.                Sejenak sang pendeta memperhatikan dari tepi jalan. Anak kecil itu masih terlalu pendek untuk meraih bel pintu tersebut namun dia terus berusaha sembari berjingkat-jingkat. Akhirnya pendeta tergerak untuk datang membantu. Dia mengangkat anak itu dari belakang sampai jari-jarinya menjangkau bel itu lalu memencetnya beberapa kali.“Berhasil,” gumam anak itu.“Ya, akhirnya kamu berhasil,” balas pendeta sambil menurunkan anak itu ke tanah. “Sekarang apa?”“Sekarang ayo kita lari!” tukas anak itu lalu mengambil langkah seribu.                Pendeta hanya bisa terkesima, tidak menyangka kalau anak itu sedang berbuat usil. 
(Pesan moral: Seringkali niat baik seseorang dimanfaatkan orang lain yang berniat culas. Kerap pula maksud yang tulus disangka orang munafik. Terkadang kepalsuan berhasil dibungkus dengan kepura-puraan, tapi kepalsuan tak dapat menutupi keikhlasan. “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya” Ams. 11:3.)*** 
DASAR ANAK-ANAK (2)               
Seorang pendeta yang hendak mengadakan KKR (kebaktian kebangunan rohani)—dulu dikenal dengan Ceramah Umum—berjalan kaki dari hotel tempatnya menginap menuju ke kantor pos.                Setelah beberapa ratus meter tempat yang dituju belum juga ketemu, akhirnya dia mencegat seorang anak yang sedang lewat naik sepeda.                “Kamu tahu jalan ke kantor pos besar?” tanya pendeta kepada anak itu.                “Belok kiri, sudah dekat,” sahut anak itu.                “Terimakasih,” ujar pendeta. “Oh ya, nanti malam datanglah ke KKR saya. Saya akan tunjukkan kepadamu jalan ke surga!”                 “Tidak mungkin,” kata anak itu.“Sedangkan jalan ke kantor pos saja bapak tidak tahu!”
 (Pesan moral: Banyak orang yang berpikir seperti kanak-kanak, memandang hal-hal rohani dengan mata jasmani, dan mengukur kesenangan surgawi berdasarkan kenikmatan duniawi. “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” Mat. 5:20.)***
 DASAR ANAK-ANAK (3)
“Kalau saya menjual rumah dan mobil saya, lalu semua uangnya diberikan ke gereja, apakah saya bisa masuk surga?” tanya ibu guru Sekolah Minggu.“Tidak!” jawab murid-muridnya yang umumnya berusia pra-sekolah.“Kalau saya tiap hari membaca Alkitab, rajin ke gereja, dan giat membantu pendeta, apakah saya pasti masuk surga?”“Tidaak!” kembali anak-anak itu menjawab.“Kalau saya membagikan semua uang dan harta saya untuk orang-orang miskin, suka menjenguk orang sakit, dan gemar menolong orang lain, apakah saya akan masuk surga?”“Tidaaak!” seru anak-anak itu dengan serempak.“Kalau begitu, bagaimana supaya saya masuk surga?”Upik berteriak dari belakang, “Ibu guru harus mati, baru masuk surga!” 
(Pesan moral: Inilah akibat dari doktrin yang mengajarkan bahwa orang mati langsung masuk surga kalau dia baik, atau langsung ke neraka kalau dia jahat. Sebenarnya Alkitab mengajarkan bahwa orang mati itu tidak tahu apa-apa di kuburnya, sampai Yesus datang untuk menentukan nasibnya. “Aku menaruh pengharapan kepada Allah…bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar” Kis. 24:15.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar