Powered By Blogger

Minggu, 07 Agustus 2011

Humor Rohani

SIASAT SUAMI
Peristiwa ini terjadi dalam pertemuan akbar sebuah organisasi gereja yang menghimpun delegasi dari seluruh dunia, terdiri atas para pimpinan maupun pemuka jemaat dari kalangan kaum awam. Mereka yang sudah menikah boleh membawa pasangan masing-masing.Di tengah suasana hiruk-pikuk saat jedah seorang bapak tampak kebingungan mencari istrinya. Ternyata dia utusan dari Indonesia. Setelah mencari kian-kemari tanpa hasil, akhirnya dia memberanikan diri mendekati seorang wanita muda bule di pojok ruang rapat yang amat lega itu.                “Maaf ya, miss. Anda punya waktu sebentar?” sapa bapak ini sopan.               “Oh, ada apa ya?” balas wanita itu sedikit canggung.                “Saya kehilangan istri saya,” akunya.                “Jadi, apa yang dapat saya bantu?”                 “Saya hanya ingin anda mau mengobrol dengan saya sebentar.”                “Apa hubungannya dengan istri anda yang hilang?” tanya wanita itu dengan nada curiga.                “Biasanya istri saya akan tiba-tiba muncul jika melihat saya berbicara dengan gadis cantik seperti anda!” [Kiriman: Jimmy Rompas, Jakarta]
 (Pesan moral: Kecurigaan antara suami-istri bisa timbul karena adanya indikasi pada pihak yang dicurigai, atau pengalaman buruk di pihak yang mencurigai. Biasanya begitu. “Siapa dapat tahan terhadap cemburu?” Ams. 27:4. Tetapi “kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu” 1Kor. 13:4.) 
SIASAT ISTRI
Seorang missionaris yang sedang melawat ke sebuah kota kecil menabrak hingga mati seekor anak lembu yang menyeberang jalan secara tiba-tiba. Merasa bertanggungjawab diapun mencari si pemilik sapi. Dia disambut oleh istri pemilik sapi yang malangitu.“Saya baru saja menabrak anak lembu milik keluarga ibu,” kata missionaris itu berterus terang. “Apakah saya boleh berbicara dengan suami anda?”“Suami saya sedang tidur. Tapi tuan boleh berbicara dengan saya saja,” sahut istri peternak itu.“Baiklah. Berapa saya harus membayar ganti rugi untuk anak sapi itu?”Melihat yang berdiri di depannya orang asing, istri peternak yang mata duitan itu kemudian berkata: “Biasanya kami di sini hanya menjual sapi yang sudah dewasa,” katanya. “Kalau sekarang sih harga anak sapi seperti itu cuma Rp 400 ribu. Tapi enam tahun depan harganya pasti naik menjadi Rp 2 juta. Jadi kerugian kami ya Rp 2 juta!”Tanpa banyak bicara missionaris tersebut langsung mengeluarkan buku cek dan menuliskan di atasnya pembayaran tunai senilai Rp 2.000.000. yang langsung diberikan kepada istri peternak itu.“Saya bayar sesuai permintaan,” ujar missionaris. “Ini cek senilai Rp 2 juta yang ibu boleh uangkan menurut tanggal tercantum, yaitu enam tahun depan!” 
(Pesan moral: Salah satu kebiasaan buruk manusia ialah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan orang lain. Akibatnya, kemalangan bisa saja diikuti dengan kemalingan. Namun perhatikan ini, “Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu” Mzm. 34:20.) 
SIASAT ANAK 
Seorang mahasiswa sekolah tinggi teologia yang tinggal di asrama di luar kota menulis surat kepada orangtuanya seperti ini:“Ayah-ibu yang baik, sebenarnya saya merasa tidak enak hati kalau setiap kali menulis surat selalu minta uang. Walaupun kali ini saya membutuhkan beberapa ratus ribu rupiah, tapi sebenarnya saya malu dan tidak berani mengutarakannya, takut jika suratsaya ini akan menambah beban ayah dan ibu. Meskipun saya akan mengirimkannya juga, tapi saya berharap dan berdoa kepada Tuhan lebih baik kalau surat ini tidak sampai ke rumah. Salam dari jauh, Putra.”Setelah diberi amplop dan dibubuhi perangko secukupnya untuk kiriman ‘kilat’ surat itupun lalu dimasukkannya ke dalam kotak pos yang tersedia di kampus.Dua minggu kemudian datang surat balasan dari orangtuanya yang segera dibuka dan dibacanya. Begini isinya:“Anakku tercinta, ada kabar baik. Suratmu tidak pernah sampai! Peluk-cium, ayah dan ibu.” 
(Pesan moral: Basa-basi mempunyai saudara kembar, yaitu pura-pura bin munafik. Sikap berterus terang harus dimiliki umat Tuhan, terutama dalam pemberitaan injil. “Ingatkanlah dan pesankanlah…agar jangan mereka bersilat kata. Karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” 2Tim. 2:14, 15.)


(Semua orang suka humor, tapi mungkin tidak semua setuju dengan “humor rohani.” Dan layaknya humor, sama dengan rumor, keduanya tidak jelas asal-usulnya tapi jelas sekali asal-usilnya. Ingin berpartisipasi? Kirimlah humor anda langsung ke alamat pengasuh di LintLod@yahoo.com untuk dipertimbangkan pemuatannya. Pengasuh berhak menyunting bahkan membongkarnya, atau menolak jika dinilai tidak memenuhi kriteria. Nama pengirim tetap dicantumkan di akhir cerita humor, tetapi “pesan moral” merupakan hak pengasuh. Semua bahan humor yang tidak menyebutkan nama pengirim adalah berasal dari perbendaharaan pengasuh.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar