Powered By Blogger

Minggu, 07 Agustus 2011

Humor Rohani

USAHA 
Sebuah gereja memerlukan dana tambahan untuk renovasi bangunan. Acara malam dana, bazaar, mengedarkan daftar sumbangan, semuanya sudah dilakukan tetapi anggaran masih jauh dari cukup.                “Saya akan menyumbangkan kuda balap milik saya,” kata pemimpin diakon, yang disambut dengan berbagai ungkapan kekaguman. Kuda ini sangat terkenal di kota itu karena sering memenangkan perlombaan pacuan kuda. Tetapi sial, entah mengapa seminggu kemudian kuda itu tiba-tiba mati. Dengan sedih pemimpin diakon menelpon ketua pembangunan.                “Kuda yang hendak saya sumbangkan itu tadi pagi mati mendadak, dan saya bermaksud menguburnya sore ini.”                “Tunggu, jangan dikubur dulu. Saya sudah terlanjur mencetak kupon undian sebanyak 50.000 lembar dengan memasang kuda balap itu sebagai hadiah utama. Harga kupon per lembar Rp 1.000,- Iklannya sudah dimuat di suratkabar hari ini,” kata ketua pembangunan.               
“Tidak mungkin, anda tidak bisa memasang kuda mati sebagai undian,” protes pemimpin diakon.                “Tentu saja bisa, asal kita tetap rahasiakan kalau kuda itu sudah mati,” kata ketua pembangunan dengan mantap. “Pokoknya serahkan saja urusannya kepada saya.”                Dua minggu kemudian hasil undian itu diumumkan. Terkumpul keuntungan sejumlah Rp 49.999.000,- Seluruh panitia pembangunan sangat senang dan kagum dengan usaha yang gigih dari ketua mereka.                “Apa tidak ada yang protes?” tanya kepala diakon, si pemilik kuda itu.                “Hanya satu orang, yaitu si pemenang undian,” jawabnya sambil tersenyum.                “Lalu bagaimana?”                “Saya kembalikan saja uangnya Rp 1.000,- seharga kupon yang dia beli itu!” 
(Pesan moral: Peribahasa yang paling cocok untuk kejadian seperti ini ialah “The end justifies the mean” alias “Tujuan menghalalkan cara.” Diam-diam banyak juga orang Kristen yang menghalalkan cara untuk mencapai tujuan, apakah itu demi kepentingan pribadi ataupun kelompok. “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya” Mzm. 73:1.)*** 
BERHARGA 
Pendeta Steven dialihtugaskan ke kota lain. Di rumah mereka yang baru perabotnya sudah tersedia lengkap, termasuk kulkas yang lebih canggih dan baru. Karena itu, kulkas esktra milik mereka tidak diperlukan lagi dan harus ditinggalkan.Namun, sudah berhari-hari lamanya kulkas besar yang dipajang di depan rumah dengan tanda “Gratis” itu tidak ada yang tergerak mengambilnya. (Di Amerika, barang-barang bekas yang tidak terpakai lagi biasa dionggok di depan rumah yang boleh diambil oleh siapa saja yang berminat, termasuk perabot rumahtangga seperti kulkas, mesin cuci, televisi, monitor komputer,  meja, kursi, dan sebagainya.)                “Barang ini tidak mungkin kita bawa, terlampau berat dan tidak dibutuhkan,” kata pendeta kepada istrinya. “Kita harus berbuat sesuatu.”                Diambilnya selembar karton lalu menambahkan kata-kata: “Dalam keadaan jalan, mulus, orisinil…silakan ambil!”Meskipun demikian, sampai dua hari kemudian kulkas berwarna putih itu masih tetap saja bertengger di tempatnya semula. Tak ada yang menggubris.                Istrinya kemudian mengambil alih. Dia mencabut semua tulisan itu lalu menggantinya dengan kata-kata ini: “Kulkas bagus, jual murah…hanya $200. Siapa cepat dia dapat.”                Keesokan harinya kulkas itu sudah lenyap dicuri orang! 
(Pesan moral: Dalam hidup ini banyak hal bernilai namun tidak digubris orang semata-mata karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian. Sesuatu jadi berarti bagi seseorang untuk didapatkan kalau ada pemicu motivasi, begitu dalam soal duniawi demikian pula dalam hal semawi. “Hal kerajaan surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang…seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah” Mat. 13:44, 45.)*** 
JUJUR “Terus terang, rumah ini memiliki sisi baiknya maupun sisi buruknya,” ujar agen penjual rumah kepada calon pembeli. “Untuk menunjukkan kejujuran maka saya akan memberitahukan kedua-duanya.”                “Apa sisi buruknya?” tanya calon pembeli.                “Sisi buruknya ialah, di sebelah barat terdapat pabrik tahu dan di sebelah timur ada peternakan hewan,” tukas agen.                “Lalu segi baiknya?”                “Segi baiknya, dengan mencium bau yang datang anda bisa tahu dari mana arah angin bertiup.”                “Tapi, bukannya bau ampas tahu dengan kotoran hewan itu hampir sama? Bagaimana membedakanya?”               “Nah, setelah tinggal di sini beberapa bulan anda segera dapat membedakannya,” lanjut si agen. “Justeru itulah bonus pengetahuan yang akan anda pelajari di rumah ini!” 
(Pesan moral: Dosa adalah ibarat bau busuk pada pertama kalinya, tetapi lama kelamaan hidung menjadi tak peka lagi karena terbiasa. “Mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat…Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?” Yer. 9:5; 13:23.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar